Monyet dan Pot

|

Hi, lama tidak jumpa juga tidak bersua. Ternyata dunia kerja itu sedikit membuat penat ya. Akhirnya bisa melarikan diri sebentar untuk menikmati udara Ubud. Mulai dari eksperien foto di Serayu Pot hingga dikejar Monyet di Monkey Forest. Tapi akhirnya bisa pulang dengan perasaan yang lebih fresh dan siap menghadapi hari.

Seseorang yang sangat ingin refreshing ke Ubud menikmati indahnya pemandangan. Lalu di kerja monyet. Tapi akhirnya bisa pulang dengan hati senang.

Sebagai karyawan yang jobdescnya sudah numpuk dan tidak semoat membaca Omnibus Law yang tengah ramai diperbincangkan, sesekali ingin rasanya kabur untuk refreshing. Akhirnya setelah sekian lama bisa jalan-jalan lagi ke Ubud. Teman jalan kali ini tentu dengan si Abang, sebut saja begitu ya.

Persiapan kali ini sangatlah simple. Hanya membawa dompet dan handphone saja. Karena terbiasa dengan tumpukan deadline masing-masing, jadi segala sesuatu cepat kami sederhanakan. Pagi hari kami langsung saja meluncur ke Ubud dari Denpasar. Niat hati mengunjungi sodara di Monkey Forest, namun ternyata tengah tutup di tengah pandemi ini. Akhirnya kami mengelilingi Ubud serta keheningannya, karena masih terlihat sepi. Menikmati seporsi Nasi Babi Guling Payangan yang konon terkenal itu. Lalu, tercetuslah ide untuk mengunjungi Serayu Pot.

Serayu Pot. Salah satu tempat pengrajin gerabah yang telah lama berdiri dan kini viral karena tempatnya yang Instagramable. Sudah beberapa kali lewat, tapi belum bisa mampir. Setibanya disana langsung disambut dengan pot gerabah yang telah dilukis. Cantik sekali. Ada satu yang menarik, potongan pot yang bertuliskan, ‘Halo, foto boleh, tapi ingat permisis. Hati-hati’. Langsung saja kami permisi lalu mulai berbincang-bincang dan beroto. Ibu atau Bapak di Serayu Pot akan dengan senang hati menunjukkan spot-spot yang asik untuk berfoto. Namun sayang, banyak teman-teman yang ‘kurang’ peka terhadap tulisan di potongan-potongan pot tersebut. Menurut kami itu bukan potongan pot biasa dengan tulisan diatasnya. Tapi ini adalah pesan yang banyak diajarkan oleh orang tua kita. Ya budaya permisi. Sebelum berfoto hendaknya kita permisi terlebih dahulu. Sebab ada karya maestro yang tentu membuatnya membutuhkan proses. Ah iya, untuk berfoto ria di Serayu Pot tentu kita harus mengapresiasi para artisannya dengan memberi donasi paa pot yang disediakan. Kamu akan melihat pot donasi tersebut hanya ketika kamu berucap, ‘Permisi Pak/Bu, kami boleh foto disini? Pot nya indah sekali’.

Setelah puas berfoto juga berbincang-bincang di Serayu Pot akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Monkey Forest. 3 kali putaran di Jalan Raya Ubud karena salah google maps. 2 kali terlewat. Akhirnya setelah kurang lebih 30 menit kami sampai lagi di Monkey Forest. Karena lelah maka kami parkir dan berencana ‘ngadem’ dan berfoto sebentar dengan Monyet. Tiba-tiba ada monyet menghampiri, ternyata si monyet lapar, langsung mengobrak-abrik dashboard motor dan mengeluarkan semua isinya. Terlihat sekali bahwa monyet itu lapar. Ya di tengah pandemi dan tempat wisata yang masih tutup kami tidak tahu darimana sumber makanan mereka setiap harinya. Setelah hampir digigit 2 kali oleh monyet, kami mencoba melarikan diri. Namun sayang, si monyet ingin menguasai motor kami. ‘Oh No! Hush nyet hush!’ kataku. Tapi si monyet malah mendekati ku dan ingin merebut dompetku. Kacau. Begitu mencoba kembali ke motor dan menyalakan motor, tiba-tiba si monyet kembali beraksi merebut motor. Kami takut si monyet mengambil kunci motor yang menarik dengan adanya gantungan kunci. Jadi kembali lah harus menarik perhatiannya menjauh dari motor, lalu dia mendekat lagi. Sehelai kaos tangan kiri melayang dan terpaksa dikorbankan untuk si monyet. Namun kami selamat karena ada anjing sekitar yang mungkin mendengar jeritan hati kami. Setelah konsentrasi si monyet terganggu, kami pun berlalu.

Usai uji adrenalin dengan monyet akhirnya kami pun kembali ke realita. Bahwa kami harus kembali pulang dan menjalani rutinitas seperti biasa. Perjalanan yang lumayan jauh namu menyenangkan. It is okay to take your time, get me time for yourself. Hidup jangan terlalu berat. Jalani semuanya dengan iklas dan menyenangkan. Thank you for today, today is beautiful day.

Ini bukan si monyet dalam cerita. Hanya seekor monyet yang berbeda, tapi sama lapar.

Leave a Reply