Amik Dwiokta

Apakah harus punya Goals?

Aku si berjiwa bebas dari kecil. Les sekolah hanya untuk hal yang kusuka.

Previlage yang aku miliki adalah kedua orang tuaku guru. Dari pertama kali aku mengenyam bangku sekolah tidak pernah ku dengar kata-kata seperti, “Kamu harus ranking 1 ya”, atau yang seharusnya sering terdengar “Kamu harus ikut les mata pelajaran ini, agar nilai mu bagus. Karena kamu anak guru”.

Photo by Teslariu Mihai on Unsplash

Padahal ayahku bisa dibilang guru killer, beliau juga pembina olimpiade Biologi dan anak didiknya bahkan berhasil mengharumkan Indonesia dengan medali perunggu pada masa itu. Sekali lagi, aku bahkan sempat tidak tahu harus kemana?

Pernah mengalami atau pernahkah di sekitarmu ketika orangtuanya berprofesi sebagai dokter, sang anak juga harus mengikuti jejaknya? Karena “bebas” aku bahkan sempat berpikir aku harus mengikuti jejak orang tuaku. Aku coba aktif di club olimpiade, memang aku suka tetapi ada rasa yang kurang nyaman. Jadi tidak heran di masa sekolah dan kuliah aku sangat aktif mengikuti berbagai organisasi.

Lalu apa sesungguhnya goals? Beberapa waktu lalu seorang teman di Threads mengajak berdiskusi tentang goals settings. Aku ceritakan bagaimana aku tumbuh tanpa “goals” itu namun bisa dibilang apa yang kujalani dalam karier dan kehidupan bukanlah sesuatu yang tidak bisa dibanggakan.

Selama 5 tahun menjadi PA tokoh pengusaha dan politikus Niluh Djelantik dan 10 tahun belajar menjadi pengusaha. Mungkin orang-orang mengira aku mengatur goals ku dengan rinci dna spesifik hingga sampai di tahap itu. Tidak sama sekali — yang kulakukan hanyalah membuat to-do-list setiap harinya.

Setelah usai menuliskan pendapatku di Threads, aku menerima news letter Dan Koe yang isinya membahas A Hierarchy Of Goals. Sedikit lega, ternyata apa yang kulakukan tidaklah salah. Aku melakukan sesuatu “terbaik” dari hari sebelumnya. Aku juga menuliskan goals, namun memang hanya dalam 1–2 kalimat pendek saja.

www.thedankoe.com

Lalu apakah kita harus melakukan “goals settings”?

Tentu saja. Namun dengan cara masing-masing. Seperti apa yang dikatakan Dan Koe buatlah goals untuk 10 tahun, 1 tahun, bulan, minggu dan prioritas harian. Aku highlight “prioritas harian”, walau terkesan kecil namun inilah yang bermakna. Progres-progres kita setiap harinya haruslah berjalan sesuai apa yang kita rencakan agar tidak terdistraksi hingga mengakibatkan kerugian.

Setuju dengan Threads balasan ini, Start — Observe — Adapt.

Inilah yang juga aku lakukan sebagai “goals settings” dalam perjalananku. Goals settings itu penting, tapi lebih penting lagi bagaimana kita melakukan progress setiap harinya untuk jalan yang lebih baik.

Saya juga aktif di Instagram sebagai kreator konten dan kreator produk digital.

Kalau kamu suka dengan artikel ini, boleh subscribe dengan “sign up” Newsletter untuk dapat artikel terbaru ya!

[mc4wp_form id=917]

Exit mobile version