Jujur, aku baru benar-benar menyimak ulang webinar Mindful Productivity dari coach Darmawan Aji ini malam ini, padahal sudah aku tonton pertama kali di tanggal 7 Februari 2025 kemarin. Tapi nggak apa-apa, karena insight-nya tuh daging banget dan worth it buat dibahas lebih dalam. Jadi, mari kita obrolin bareng-bareng! π§ββοΈβ¨
Produktif Itu Bukan Tentang Seberapa Cepat Kita Bekerja
Sering kan merasa sibuk banget, kerja dari pagi sampai malam, tapi kok kayaknya nggak ada hasil yang benar-benar impactful? Ternyata ini ada istilahnya, yaitu produktif semu. Ini adalah kondisi di mana kita terus bergerak, merasa sibuk, tapi hasilnya nggak sepadan dengan energi yang kita keluarkan.
Coach Aji mengutip dari buku Slow Productivity karya Cal Newport bahwa kita sering mengasosiasikan sibuk dengan produktif, padahal kenyataannya nggak selalu begitu. Seperti hamster yang terus lari di roda, kita bisa aja bergerak cepat, tapi nggak ke mana-mana. π€―
Fenomena Produktivitas Semu yang Sering Kita Alami
Beberapa kebiasaan ini sering kita lakukan tanpa sadar:
π Fokus terpecah ke banyak hal, akhirnya energi habis tanpa menghasilkan sesuatu yang bermakna.
π Menjadikan pencapaian sebagai harga diri, hidup jadi tertekan karena selalu membandingkan dengan orang lain.
π Merasa bersalah saat nggak ngapa-ngapain, akhirnya bekerja terus tanpa henti.
π Lupa kalau tubuh kita punya ritmenya sendiriβkita cuma bisa kerja fokus sekitar 4-5 jam per hari lho! Sisanya? Butuh istirahat, tidur cukup, dan memberi ruang buat otak bernapas.
Bagaimana Supaya Tidak Terjebak dalam Produktivitas Semu?
Beruntungnya, ada beberapa prinsip yang bisa kita terapkan supaya kerja kita lebih mindful dan hasilnya lebih berdampak.
1. Less but Better
Produktivitas bukan tentang seberapa sibuk kita, tapi seberapa besar dampak yang bisa kita berikan. Fokuslah pada tugas yang esensial, bukan yang sekadar bikin kita sibuk. Obsesi manusia itu nggak terbatas, tapi waktu dan fokus kita sangat terbatas. Jadi, pilihlah yang benar-benar penting. π‘
2. Deep Work Over Shallow Work
Jangan terburu-buru. Karya yang berkualitas nggak cuma butuh kerja keras, tapi juga ketenangan. Beri waktu buat menciptakan the best possible work. Kerja dengan mendalam, sesuai keahlian dan passion kita.
3. Output Over Outcome
Nilai diri kita nggak ditentukan dari seberapa besar hasil yang kita dapatkan, tapi dari seberapa banyak manfaat yang kita ciptakan. Bandingkan diri kita dengan diri kita yang sebelumnya, bukan dengan orang lain. Hargai pertumbuhan, bukan hanya hasil akhir.
4. Rhythm Over Hustle
Semesta dan tubuh kita bekerja sesuai ritme alamiah. Produktivitas nggak harus berarti hustle terus-terusan. Setiap kreasi butuh re-kreasi. Memberi jeda pada tubuh, pikiran, dan jiwa kita itu penting supaya kita tetap bisa menghasilkan karya terbaik.
Penutup: Mulai Mindful dengan Ritmemu Sendiri
Pada akhirnya, produktivitas itu bukan tentang teknik atau tools, tapi tentang bagaimana kita memahami diri sendiri dan menciptakan sistem kerja yang sesuai dengan ritme kita. Nggak perlu terjebak dengan hustle culture yang bikin kita capek sendiri.
Jadi, kamu lebih sering terjebak dalam produktivitas semu atau sudah mulai mindful dengan ritmemu? Yuk, cerita di kolom komentar! β¨
rosalina isworowati
February 15, 2025 at 1:47 pmBagaimana kita bisa menyimpulkan bahwa aktifitas “produktifitas” kita itu hanyalah semu belaka, Mbak Amik?
Bagaimana cara mengukur “hasil” nya ?
Atma bazma
February 16, 2025 at 10:20 amProduktifitas semu sepertinya sy sering mengalaminya… Kayak merajut dari pagi sampai sore tapi ternyata ukurannya ada yg kurang pas…jadi banyak bongkar nya… π