Hi Amik, Apa kabar
Sering kali ketika berjumpa seseorang, kita selalu bertanya “Apa Kabar?”, dan secara otomatis jawaban yang dikatakan adalah “baik”. Namun pernahkan pertanyaan itu ditanyakan pada diri sendiri? Apa jawabannya? Hmm…kalau Saya hanya bisa tersenyum.
Minggu, 19 Mei 2019. Saya mengikuti acara SELF LOVE yang diadakan oleh Bali Coaching Institute dan LBH APIK Bali. Memenuhi undangan dari Ibu Cok Sawitri atau Buk Is. Pagi itu seperti pagi biasanya, pulang tugas dari Singaraja dan siap mengikuti kegiatan hari ini. Sebelum berangkat ternyata saya harus ke bengkel terlebih dahulu, kampas rem motor saya ternyata rusak, sungguh berbahaya jika tidak saya ganti. Kemudian di perjalanan dari Marga menuju tempat acara di Hotel Neo denpasar, di dekat Taman Ayun, Mengwi ketika saya akan mendahului seorang bapak-bapak membawa motor dengan hanya tangan kanan yang memegang stang motor dan tangan kiri memegang kayu bakar, ketika mendahului dari kanan beliau tiba-tiba membelok ke kanan “brukkkkk!”, stang motor sebelah kiri saya penyok. Syukurlah tidak ada korban yang berarti, hanya deg-degan saya masih tersisa sampai tempat acara. Semoga Bapak itu baik-baik saja, harap saya dalam hati.
Setibanya di Hotel Neo, saya langsung disambut Buk Is yang sudah siap beraksi dengan kameranya, “Amik, kenapa kamu gendut sekali” sapa Buk Is, hampir saya bacakan UU tentang body shaming hihi (hanya bercanda). Beliau seniman panutan saya, kenal dan ngobrol dengan beliau karena Ibu Ideologis saya Mbok Niluh djelantik, panjang ceritanya, nanti saja ditulisan blog lainnya ya. Sejujurnya sedikit canggung karna tidak ada yang saya kenal, lalu saya diperkenalkan dengan Ibu Jero Jemiwi yang biasanya hanya saya lihat di facebook dan dengar dari cerita teman-teman di komunitas. Sebagai calon peserta coaching ketika melihat Ibu Jero pertama kai, beliau sangat meneduhkan, sepertinya tipe pendengar curhat yang baik, batin saya.
Acara dimulai, suasana pada saat acara tiba-tiba berubah, ada haru, tangis, tawa, semua tumpah ruwah. Saya? Tiba-tiba rasa sedih, kecewa dan masa lalu yang menyakitkan semua timbul. Entah kenapa. Rasanya ada bagian tubuh saya yang memberontak. Akhirnya di pertengahan acara, sayalah yang beruntung mendapatkan sesi semi-coaching, healing dan curhat dengan Ibu Jero.

Hhhh…saya menghela nafas. Ternyata selama ini saya terlalu keras padamu, Amik. Batin saya pada Amik kecil yang ada dalam diri saya. Saya kadang terlalu memforsir diri. Mungkin kamu yang sedang membaca tahu apa profesi saya hihi, ya saya bekerja juga menjalankan usaha. Kadang bahkan sering pulang kerja saya langsung kerja lagi urus orderan dan lain-lain. Bahkan saat libur atau weekend, saya bahkan tidak ada di rumah dan tidak liburan. Simplenya, saya kurang yang namanya me time. Saya jarang memperhatikan si Amik, tidak menanyakan kabarnya, tidak sadar bahwa dia lelah. Saya tiba pada kesimpulan, saya butuh istirahat.
Sungguh, cinta kepada diri sendiri itu penting. Sebelum mencintai orang lain. Kata Buk Is, “Suatu saat kamu akan tiba di titik dimana mencintai diri sendiri akan sangat sulit daripada mencintai orang lain”, saya terdiam. Sungguh itu sulit, Buk Is…teriak saya dalam hati. Setelah acara Self Love, saya bertekad untuk menyisakan waktu untuk diri sendiri. Semoga kamu juga ya.
Terimakasih atas kesempatan untuk mengikuti acara ini, Self Love. Tidak akan pernah terlupa. Bagi kamu yang tidak tahu bagaimana caranya untuk me time dan menghargai diri mu sendiri, acara ini sangat cocok. Hubungi saja Bali Coaching Institute.
Salam Cinta dan Kasih,
Luh Amik