Ayo cerita!
Dua minggu lalu, saya bertemu dengan Pak Dewa Komang Yudi, Perbekel Desa Tembok, kec. Tejakula, kab. Buleleng. Pak Dewa Mekel panggilan khas kepadanya yang selalu memberi senyum sembari menyampaikan pendapat. Disela-sela event Rural Camp kami bisa berdiskusi dengan beliau, bonus mengunjungi kantor Desa yang layaknya balai kota. Super keren!
Rural Camp. Bertemu dengan banyak praktisi di bidang IT yang dengan senang hati berbagi dengan semeton UMKM juga BUMDes se-kecamatan Tejakula. Mulai dari bagaimana membuat akun sosial media, marketplace dan artificial intelegent. Juga saya dapat bocoran esok harinya akan diresmikan tower Internet dari bahan bambu. Kereeen!

Omong-omong tower bambu di Desa Tembok yang diresmikan tgl 25 Oktober 2022 lalu, sempat viral di jagat sosmed. Banyak yang mempertanyakan keberhasilan dan kekokohan bangunannya. Sedikit opini dari saya : tentu project ini sudah didesain jauh-jauh hari dengan penelitian yang luar biasa. Dengan banyaknya ahli yang turut serta ingin mengurangi blank spot dan memajukan Desa tentu saja sudah dipikirkan matang-matang. Mungkin tidak sekokoh beton namun perlu diingat bahwa bambu adalah bahan yang kuat namun tentu ada batas waktu ketahanannya. Sebuah terobosan baru yang tentunya bukan hal umum, pastilah menimbulkan pro dan kontra.
Kembali lagi dengan Pak Dewa, tentu hal-hal seperti Tower Bambu di Desa Tembok tidak lepas dari sosok Kepala Desa yang bagi saya seorang inisiator. Tidak hanya saat ini, saat pandemi melanda. Dimana sebagian besar masyarakat Desa Tembok adalah perantau harus kembali ke kampung halaman. Namun dengan gagasan dari Pak Dewa akhirnya dibuatkanlah sebuah wadah pekerjaan agar mereka bisa pulang dan berkerja di kampung. Mulai dari berkebun hingga menjahit. Tak henti-hentinya untuk manggut-manggut jika sudah melihat berita tentang inovasi-inovasi yang dibuat di Desa Tembok.

Tak hanya perihal inovasi. Beliau juga berkisah tentang cara beliau mengolah emosi dan belajar lebih bijaksana, apalagi pada saat pemilihan kepala desa akhir tahun lalu. Menjadi Kepala Desa Dua Periode bukanlah hal yang mulus dan mudah. Banyak stigma yang dimunculkan. Berbagai hal bisa dijadikan bahan untuk menjatuhkan seseorang. Namun beliau belajar untuk bekerja ikhlas, bamun tetap dibarengi dengan usaha. Apalagi banyak doa-doa dari masyarakat Desa Tembok yang mengharapkan beliau terpilih kembali saat itu. Suatu penguatan yang nyata.
Beliau juga menurut saya adalah sosok yang “kontroversi”. Ini sebenarnya istilah yang nyaman saya sebut, mungkin lebih cocok fenomenal. Ah sudahlah, apapun itu. Begini ceritanya, saya mengenal beliau dari tahun 2019, tidak sedikit hal yang saya dengar tentang beliau tentunya. Alkisah ternyata beliau bukanlah Kepala Desa satu-satunya di keluarga beliau. Ajik, mendiang Ibunda, Kakak beliau juga pernah menjadi Kepala Desa Tembok. Wow! Kaget dong. Sempat terbesit, ah ini pasti politik dinasti. Terlepas dari itu, memang kita semua dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Namun karakter tentu muncul dari orang-orang terdekat, seperti keluarga misalnya. Saya akui pemikiran-pemikiran beliau memang unik dan jiwa leadership beliau pasti sudah terlatih sedari kecil. Jadi, wajar saja!
Jadi itu tadi cerita yang ingin kubagi. Kalian juga jangan lupa kenalan sama Pak Dewa ya. Kalau main-main ke Bali Utara coba deh mampir ke Desa Tembok. Banyak tempat menginap yang keren nyaman dan juga UMKMnya kece-kece abis!
Sapam rahayu.
Amik Dwiokta

Leave a Reply